Jenis-jenis Reksadana dan Pilihan Saya

Di postingan yang lalu. Saya menulis tentang alasan berinvestasi di reksadana. Kali ini saya mau menceritakan jenis-jenis reksadana. Dan dimana, uang saya ditaruh. 

Secara umum, terdapat empat jenis reksadana yakni pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. 

Keempat jenis itu menunjukkan dana masyarakat yang dihimpun oleh manajer investasi akan diinvestasikan di instrumen investasi apa. 

Jenis-jenisnya

Reksadana pasar uang (RDPU)

Sesuai dengan namanya. Dana masyarakat yang dihimpun akan diinvestasikan 100 persen ke produk investasi pasar uang. Baik itu deposito, surat utang dibawah satu tahun ataupun obligasi dengan jangka waktu satu tahun. 

RDPU ini lebih cocok untuk investasi dalam jangka waktu satu tahun. 

Saya menaruh sebagian dana darurat dalam bentuk reksadana pasar uang. Alasannya keuntungan yang diperoleh lebih stabil dan jauh dari fluktuasi. Walaupun keuntungannya lebih kecil dari tiga jenis lainnya. 

Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)

Produk ini secara umum 80 persen lebih dananya diinvestasikan ke efek utang atau obligasi dengan minimal satu tahun jatuh temponya. Rerata financial planner merekomendasikan untuk investasi dalam jangka waktu 1 – 3 tahun. 

Saya memiliki produk jenis ini, untuk mempersiapkan biaya sekolah dasar putri saya dalam 3 tahun kedepan. Sebab biaya sekolah termasuk yang paling tinggi tingkat inflasinya

Reksadana Campuran (RDC)

Sesuai dengan namanya, manajer investasi menginvestasikan dananya pada saham dan obligasi secara seimbang komposisinya. Investasi di RDC lebih cocok untuk rentang waktu 3 sampai 5 tahun menurut para perencana keuangan. 

Secara pribadi, saya belum memilikinya. Karena belum menemukan produk yang pas untuk saya. Selain itu karena saya masih fokus pada mempersiapkan dana darurat dan dana pendidikan sekolah dasar. Kalaupun ada produk RDC yang saya minati, itu untuk mempersiapkan biaya pendidikan lanjutan putri saya. 

Reksadana Saham (RDS)

Dana dalam produk ini minimal 80 persen dananya diinvestasikan ke produk saham. Makanya produk ini memiliki keuntungan yang paling tinggi dibandingkan ketiga jenis lainnya. Imbal hasil yang tinggi dari produk ini sesuai dengan resiko yang besar pula. 

Rerata orang menaruh duitnya di produk ini untuk jangka waktu lama. Biasanya diatas 5 tahun. Saya berinvestasi di RDS karena memang bertujuan untuk jangka panjang. Baik itu biaya kuliah putri saya maupun untuk persiapan dana pensiun. 

Sebelum Berinvestasi

Saat berinvestasi di reksadana maupun instrumen lainnya, saya membiasakan diri mempunyai tujuan dari investasi itu. Tujuan itu pulalah yang menentukan jenis yang dipilih. Seperti saya singgung diatas. Secara umum saya berinvestasi di reksadana untuk 3 tujuan, yakni menyimpan dana darurat, biaya pendidikan serta dana pensiun.

Sebelum berinvestasi di reksadana. Saya selalu membaca isi prospektusnya. Karena dari prospektus itu, saya bisa menggali informasi mengenai (1) rekam jejak manajer investasi, (2) track record bank kustodian, (3) apakah produknya itu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), (4) kebijakan investasinya, (5) biaya-biaya yang dibebankan pada reksadana atau dengan kata lain untuk mengetahui biaya yang dibebankan kepada saya selaku investor (6) metode perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB), (7) kinerja dan risiko untuk mengetahui seberapa prospek reksa dana tersebut kedepannya, dan (8) laporan keuangan, biasanya laporan keuangan itu diaudit oleh auditor independen. 

Photo by Markus Spiske on Pexels.com

Disclaimer : Saya menulis berdasarkan pengalaman pribadi. Kalaupun ada nama produk bukan untuk mempromosikannya. Saya tidak punya kapasitas untuk memberikan rekomendasi produk reksa dana.

Leave a Reply