Kembali ke Pontianak

Setelah dua hari lalu pergi meninggalkan anak dan istri di Pontianak. Saat kembali ke Pontianak.

Pergi keluar kota saat padebluk Covid-19 menimbulkan dilema. Faktor pekerjaan menjadi alasan kuat menanggalkan kebimbangan.

Dua hari di Bali saat ini, terasa aneh. Jalanan yang biasa ramai berubah 180 derajat kala pandemi. Wilayah pantai Kuta tempat saya menginap kehilangan rohnya sebagai daerah wisata. Sepi tak bertuan.

Bandara Ngurah Rai
Suasana pintu I Bandara Ngurah Rai Denpasar tempat saya akan memasuki pesawat menuju Jakarta

Industri pariwisata sepertinya terpuruk. Tak menampakan kegembiraan. Masih lebih ramai kota Pontianak saat malam diberbagai sudutnya.

Saya pun harus kembali ke Pontianak. Dengan bekal hasil negatif swab PCR-test seperti yang disyaratkan Gubernur.

Ditulis saat menunggu penerbangan pertama di Bandara Ngurah Rai menuju Jakarta sebelum melanjutkan ke Pontianak.

Update I

Jam 7 pagi waktu Denpasar atau 6 pagi waktu Jakarta, pesawat yang saya tumpangi terbang membelah langit Indonesia. Pukul 8 lewat 5 menit (waktu Indonesia barat), pesawat Airbus A300-900 Neo sampai di Bandara Soekarno Hatta.

Tiket lanjutan ke Pontianak yang saya genggam sejak di Denpasar ternyata tidak menunjukan pintu masuk. Mungkin juga karena saya terlalu pagi mengambil tiket Jakarta – Pontianak nya. Sedangkan penerbangan selanjutnya pukul 12.55 😁 . Masih ada waktu untuk rehat sejenak di kursi malas yang tersedia di bandara untuk memejamkan mata dan memulihkan tenaga.

Ditulis saat rehat di kursi malas πŸ˜ƒ

Upadate II

Menjelang tiba di kota Pontianak, kami disambut cuaca cerah dan pelangi yang menampakan dirinya diatas langit kota Khatulistiwa.

pelangi di Pontianak
Pelangi menampakan dirinya di langit Pontianak

Leave a Reply