Sejak kembali kerja di Jakarta. Saya berusaha untuk pulang ke Pontianak secara berkala. Setiap dua bulan sekali. Menyambangi istri dan kedua putri tercinta.
Hari ini, saya mencoba kembali ke Jakarta. Setelah melepas rindu bersama keluarga. Mengambil peran seorang ayah untuk mengantar dan menjemput Nazya dan Mahira ke sekolah. Kegiatan yang lama tidak dilakukan.
Saat keduanya ikut mengantar saya ke bandara bersama ibunya. Tentu saja, setelah Nazya dan Mahira meluapkan air mata kesedihan di rumah. Hal yang paling berat bagi seorang bapak, panggilan Nazya dan Mahira kepada saya, adalah melihat kedua putrinya menguraikan air mata.
Ada hal yang menarik dan membuat saya kaget atau apalah namanya. Setelah habis makan di restoran fast food, saya menemani si bungsu Mahira untuk cuci tangan. Setelah itu, sulung Nazya. Nazya, berbicara pada saya dengan pelan “ganti Wallpapernya, pak”. “Iya, kenapa?” Jawabku. “Ganti wallpaper (handphone) dengan foto kita (keluarga). Biar ingat terus sama kita” terangnya. Jawaban itu membuat saya terkejut sekaligus kagum. Seorang anak yang masih berusia 8 tahun dan duduk dikelas 2 SD sudah bisa berkata layaknya orang dewasa.
Kata-kata itupun membuat saya tersentak dan sadar betapa kedua putriku sangat membutuhkan kehadiran bapaknya. Saya sadar dan paham, jarak yang jauh ini hanya sementara waktu. Dan, pada akhirnya Keluarga kecilku akan berkumpul kembali dengan penuh keceriaan dan tawa riang.
Permintaan itupun, membuat kesadaran diri saya bahwa ada istri dan anak-anak yang harus saya jaga dan rawat seumur hidup.
Ditulis menjelang penerbangan ke Jakarta.