Bagi sebagian orang, rumah kedua bisa jadi tempat tinggal ataupun tempat persinggahan untuk sementara. Namun bagi saya, rumah kedua hanyalah sebatas coffee shop.
Awalnya coffee shop tersebut hanyalah tempat tinggal. Tapi sejak beberapa bulan lalu, tempat ini berubah menjadi sebuah coffee shop.
Bentuk awalnya sebagai tempat tinggal masih tersisa. Cat putih menghiasi seluruh dindingnya.
Jaraknya dari tempat tinggal saya hanya sekitar 1,8 kilo meter. Terletak di pinggir jalan Cahaya Baru, masyarakat masih mengenalnya sebagai jalan Parit H. Husin II (Paris 2) ujung.
Coffee shop ini layaknya warung kopi kekinian seperti Kopi Janji Jiwa dan sejenisnya. Menyediakan es kopi susu sebagai menu utamanya.
Pengalaman Di Rumah Kedua
Minggu malam kemarin (16/02/2020), saya bersama istri dan anak mencoba menikmati sajian di warung kopi bercat putih itu.
Saya memesan es kopi susu yang menjadi trademark warung kopi kekinian. Sedang istri memesan es choco milk. Tak lupa kudapan ringan roti bakar coco crispy menemani kami di Minggu malam.
Jam 7 malam sudah banyak pengunjung untuk menghabiskan malam sambil bercengkerama dengan handai taulan.
Menurut tukang parkir yang kutaksir berumur 20-an tahun. Tiap malam Sabtu, malam Minggu dan malam Senin selalu ramai bahkan malam Jum’at pun terkadang ramai.
Harga yang murah dan terjangkau kantong mungkin itu menjadi penyebabnya.
Pesanan kami saja harus di tebus dengan harga Rp45 ribu. Bahkan es kopi susunya dibawah Rp20 ribu. Hanya Rp18 ribu. Lebih murah dari warung kopi es kekinian lainnya.
Soal rasa, untuk es kopi susu yang dirasakan enak. Kopi dan susunya bercampur sesusai dengan selera lidah saya. 😍
Es choco milk pesanan istri pun rasanya enak. Sayangnya, kami tidak diperbolehkan minum terlalu banyak karena anak kami, Nazya, memonopolinya. 😥
Roti bakarnya tidak bisa saya ceritakan. Nazya masih memonopolinya 😭.
Kesimpulannya
Dengan menghadirkan es kopi kekinian yang harganya lebih murah tanpa mengorbankan kualitas menurut saya cukup menarik.
Di tambah lagi adanya ruangan terbuka yang layaknya rumah sendiri membuat betah pengunjung.
Tempat di pinggir jalan yang mudah terjangkau menurut saya salah satu poin penting.
Sayangnya, untuk pengendara roda empat parkirnya harus di badan jalan karena parkir kendaraan di halamannya lebih diprioritaskan untuk pengendara sepeda motor. Saat kami kesana, halaman parkirnya lebih banyak dihuni sepeda motor, mobil yang terlihat di halaman hanya dua.
Lalu apakah saya akan kesana kembali. Mungkin. Mengingat jarak dengan rumah saya yang cukup dekat.
Bagi saya rumah kedua hanyalah alternatif. Ngopi di rumah pertama bersama istri dan anak sambil bercengkerama adalah pilihan utama 😊 .
Ditulis saat jam istirahat siang di hari Senin
1 thought on “Rumah Kedua : Tempat Untuk Bersantai dan Ngopi”