Karena kemarin saya pergi ke Malaysia pada saat merebaknya virus corona. Maka pemeriksaan kesehatan di Bandara Internasional Antara Bangsa Kuching dan Bandara Internasional Supadio Pontianak lain dari biasanya.
Tanggal 29 Februari 2020 saya berangkat ke Kuching dengan menggunakan pesawat Air Asia. Saat masih di pesawat, pramugari Air Asia memberikan sebuah kertas untuk penumpang yang dikeluarkan Karantina Kesehatan Kuching. Para penumpang diharuskan mengisi formulir sendiri di dalam pesawat. Begitu sampai di bandara Kuching, dua petugas karantina kesehatan memeriksakan kesehatan para penumpang. Satu petugas mengumpulkan formulir dari penumpang dan petugas lainnya memeriksakan kesehatan menggunakan thermometer infrared sambil memberitahukan suhu tubuh saya saat itu. Saat diperiksa suhu tubuh saya sebesar 36,2 derajat.
Sesuai rencana tanggal 2 Maret 2020, saya harus balik ke Pontianak dengan menggunakan pesawat Air Asia. Begitu sampai di terminal kedatangan internasional, petugas Karantina Kesehatan memberikan formulir berwarna kuning. Lalu petugas tersebut mengarahkan penumpang untuk mengisi ke meja yang disediakan dan tak lupa pulpen pun mereka sediakan (bagi yang tak punya). Setelah mengisi formulir, penumpang disambut empat petugas karantina kesehatan dengan masing-masing thermometer infrared. Setelah memeriksa kesehatan penumpang, petugas memberitahukan kepada saya suhu tubuh saat itu dan kalau dalam waktu 14 hari mengalami sakit demam segera ke rumah sakit sambil membawa potongan formulir pemeriksaan kesehatan. Saat pemeriksaan di bandara Supadio, suhu tubuh saya sebesar 36,5 derajat.
Perbedaannya
Dari kedua pemeriksaan tersebut. Petugas Karantina Kesehatan di Bandara Supadio lebih banyak dikerahkan dibandingkan dengan petugas karantina kesehatan di Bandara Kuching. Petugas kesehatan di terminal kedatangan internasional Kuching terlihat hanya dua. Sedangkan petugas kesehatan di terminal kedatangan internasional Supadio terlihat ada lima, satu orang membagikan formulir dan empat orang memeriksakan suhu tubuh penumpang.
Bahkan petugas di Karantina Kesehatan di Bandara Supadio mengingatkan penumpang untuk membawa potongan formulir kuning kalau menderita sakit dalam jangka waktu 14 hari. Berbeda dengan pemeriksaan kesehatan di Bandara Kuching, petugas kesehatan tidak berkata lagi setelah mengucapkan suhu tubuh kepada saya.
Walaupun formulir dibagikan saat penumpang sudah berada di terminal namun petugas Karantina Kesehatan di Bandara Supadio memperhitungkan kemungkinan penumpang yang tidak punya alat tulis. Makanya disiapkan meja dan pulpen untuk membantu penumpang. Meskipun ada beberapa penumpang yang saya lihat menulis di lantai ataupun beralaskan tembok.
Karena formulir dibagikan saat masih berada di pesawat menuju Bandara Kuching, mau tidak mau penumpang harus menyiapkan alat tulis sendiri atau pinjam dengan orang yang duduk di sebelahnya.