Perjalanan Ke Gading Serpong

Setelah sekian lama tak bertemu bapak. Akhirnya mencoba bertemu walaupun hanya sebentar. Terakhir ketemu Juni 2020, saat ibu meninggal dunia. Itupun di Pancalang. Tempat peristirahatan terakhir ibu. Anak laki-laki bertemu dengan bapak biasanya canggung. Lain cerita bila bertemu dengan ibu kandungnya.

Apakah seperti itu hubungan anak laki-laki dengan bapaknya. Beberapa kawan pun mengalaminya. Tak banyak bicara hanya saling mendoakan dan memahami.

Sebenarnya dari kemarin saya pergi ke Kelapa Dua. Wilayah yang sudah lama tak di singgahi. Terakhir kali 5 tahun yang lalu. Hanya sebentar. Menengok dari luar tanpa masuk ke dalam.

Ya. Selama ini saat ibu masih hidup. Keduany lebih sering berada di Jelambar. Tempat saya dibesarkan. Rencananya, Kelapa Dua akan menjadi tempat mengisi waktu pensiun kedua orang tua saya. Tapi, takdir berkata lain. Ibu saya belum sempat merasakan tinggal di Kelapa Dua.

Bagi anak laki-laki, kehilangan ibu itu terasa berat. Karena baginya kita tetap anak kecil. Yang akan selalu ditanya sudah makan?, punya uang atau tidak?, dan ataupun pertanyaan yang keluar dari mulut ibu untuk memastikan anak laki-lakinya tidak menderita.

Gading Serpong secara administratif masuk kecamatan Kelapa Dua. Kalau bicara Kelapa Dua maka identitik dengan Perumnas. Perumahan yang dibangun pemerintah di kawasan Tangerang pada puluhan tahun yang lalu.

Banyak perubahan terlihat. Sejak tahun 1990-an. Saat saya kecil. Untuk pergi ke Kelapa Dua dengan menggunakan bis patas 24, dari terminal Grogol menuju Karawaci. Setelah itu menaiki angkot menuju Kelapa Dua.

Sekarang Kelapa Dua telah berkembang pesat. Efek kehadiran Gading Serpong. Menjadikan segalanya serba ada. Layaknya kota tersendiri.

Mungkin kalau tak ada tugas kantor yang mengharuskan saya ke Gading Serpong. Bisa jadi akan semakin lama saya bertemu dengan bapak. Tapi, bukan berarti komunikasi tidak lancar. Hanya saja komunikasi antara bapak dan anak laki-lakinya lebih terkesan diam namun saling mendoakan dan memahami.

Ditulis di dalam kamar hotel Atria sambil mendengarkan suara palu yang menghujam ke dinding.

Leave a Reply