Menepi Sejenak di Santika Premiere Padang

Sebuah catatan dari kota yang selalu menyambut dengan rendang dan rindu.

Satu kebiasaan kecil yang selalu saya lakukan setiap kali menginap di hotel: membuka tirai, melihat keluar jendela, dan membiarkan malam kota menyapa tanpa suara. Bukan karena saya mengharapkan pemandangan spektakuler seperti skyline Singapura atau lampu dansa Times Square. Tapi lebih karena ingin tahu, malam di kota ini seperti apa rasanya?

Malam itu, saya menginap di Hotel Santika Premiere Padang. Sebuah hotel yang secara lokasi tidak sulit dijangkau dan secara suasana menawarkan sesuatu yang jarang bisa dirumuskan dalam brosur promosi: ketenangan.

Santika Premiere Padang
Pemandangan Kota Padang dari Balkon Kamar Hotel (dokumentasi pribadi)

Dari balkon yang dibatasi kaca bening dengan tulisan kecil “Dilarang Bersandar di Kaca”, saya memandangi Kota Padang. Bukan hanya lampu-lampu yang menyala, tapi siluet rumah dan bangunan tua yang membuat kota ini tampak seperti kenangan yang tak ingin pergi.

Kamar yang Merangkul

Kamar saya malam itu luas, tenang, dan dirancang dengan selera yang tidak sok tahu. Dinding berpola lembut, pencahayaan hangat, dan kasur yang mengundang untuk langsung rebah tanpa debat. Ada perasaan dimengerti di kamar ini. Tidak terlalu formal, tapi juga tidak terlalu santai. Seimbang. Persis seperti yang saya butuhkan setelah menempuh hari panjang.

Di salah satu sudut, sebuah meja kerja kecil berdampingan dengan kursi berlapis jok merah marun. Di dinding seberangnya, TV layar datar menggantung diam-diam menayangkan film dari saluran luar negeri yang saya tidak tahu judulnya. Tapi cukup menemani diam saya malam itu.

Santika Premiere Padang
Cermin Di Atas Wastafel (dokumentasi pribadi)

Yang paling mencuri perhatian adalah cermin besar di atas wastafel, dengan lampu menyala mengelilinginya seperti panggung kecil untuk siapa pun yang ingin melihat wajahnya sendiri, lengkap dengan kantung mata dan senyum lelah.

Kamar Mandi yang Fungsional dan Bersih

Kamar mandinya bersih dan lapang. Shower-nya ada dua pilihan, yang bisa disemprot dari atas seperti hujan, dan satu lagi model selang yang bisa diarahkan sesuka hati. Peralatan mandi disiapkan dalam botol dispenser hitam. Ringkas dan tidak berlebihan.

Santika Premiere Padang
Kamar Mandi Hotel antika Premiere Padang terpisah dengan Toilet (dokumentasi pribadi)

Toiletnya sendiri terpisah. Tidak ada ornamen macam-macam, hanya bar pegangan stainless di sisi kiri. Mungkin memang disiapkan untuk tamu dari berbagai usia dan kebutuhan, yang menurut saya jadi nilai lebih dalam hal aksesibilitas.

Santika Premiere Padang
Toilet yang terpisah dari Kamar Mandi (dokumentasi pribadi)

Detil Kecil yang Menyentuh

Ada dua botol air mineral di meja marmer wastafel. Di atasnya, dua gelas kaca bersih. Di pojok ruangan, ada set kopi dan teh instan dengan ketel listrik. Semua tertata rapi. Tidak berlebihan, tapi cukup. Karena kadang, cukup adalah mewah.

Saya sempat duduk di kursi kecil dekat jendela. Tidak untuk bekerja, tapi sekadar menatap layar laptop yang kosong. Mencoba menulis sesuatu tapi malah justru terpaku pada suara kota di kejauhan. Kadang-kadang, suasana seperti ini lebih manjur daripada kopi.

Tentang Kota, Tentang Rasa

Saya tidak tahu pasti sejak kapan Padang terasa begitu dekat. Apakah karena dendeng balado dan teh talua, atau karena kisah-kisah lama yang terselip di tiap sudut kotanya. Malam itu, dari kamar lantai 8 di Hotel Santika, saya tahu satu hal. Kota ini tidak sedang pura-pura.

Padang mungkin tidak sepopuler Bali untuk wisatawan domestik. Tapi ada sesuatu yang membekas di sini. Barangkali karena tanahnya yang kaya, bahasanya yang berderak-derak seperti ombak, atau karena caranya menyajikan makanan dengan seluruh hati. Dan hotel ini, dalam diamnya, dalam desainnya yang bersih dan tenang, seolah ingin menjadi bagian dari cerita itu.

Santika Premiere Padang Hotel: Tidak Sekadar Tempat Tidur

Santika Premiere Padang bukan hotel yang ingin membuatmu lupa bahwa kamu sedang di Padang. Ia tidak menyamarkan identitas lokal demi kesan internasional. Sebaliknya, ia menyajikan kenyamanan dengan rasa. rasa Minangkabau yang hangat, teratur, dan penuh hormat.

Hotel ini bukan tempat untuk pamer di Instagram, tapi tempat yang akan kamu ingat saat tubuh butuh istirahat dan kepala butuh sunyi. Tempat untuk diam sejenak, menata ulang semangat, atau sekadar menyusun kalimat dalam hati yang belum sempat ditulis.

Dan saya tidak bersandar di kaca. Tapi saya sempat menempelkan hati di sana. sejenak, sebelum malam benar-benar menelan kota dan saya terlelap dalam pelukan kasur hotel yang tenang dan empuk.

Informasi Singkat:

  • Nama hotel: Santika Premiere Padang
  • Lokasi: Jalan Jenderal Sudirman No. 19, Padang
  • Fasilitas utama: Kamar luas, TV, meja kerja, set kopi-teh, shower air panas, pencahayaan elegan, toilet terpisah dengan aksesibilitas
  • Kesan pribadi: Tenang, bersih, nyaman, dengan desain interior yang menenangkan dan pelayanan yang efisien

Jika kamu sedang mencari tempat singgah di Padang, hotel ini layak untuk jadi bagian dari perjalananmu. Bukan hanya untuk tidur, tapi juga untuk merasa, bahwa kamu pernah singgah, pernah diam, dan pernah menikmati malam tanpa harus tergesa.

Kadang, yang paling kita butuhkan bukan tempat mewah, tapi tempat yang bisa membuat kita merasa pulang. Walau hanya semalam.

Leave a Reply